Sementara upcycle memiliki cara kerja yang lebih simpel, yakni dengan memfungsi ulang suatu material atau barang atau benda yang masih dapat digunakan.
Interiordesign.id – Pagebluk covid memaksa setiap orang untuk menyesuaikan diri. Meski ‘new-normal’ diberlakukan, sebagian besar dari kita, sedikit banyak, masih harus berusaha beradaptasi dengan kondisi-kondisi dan kebiasaan-kebiasaan baru.
Sebagian besar dari kita mungkin masih merasa tidak nyaman dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, tetapi mau tidak mau, tetap berusaha menaati. Salah satunya saat menahan diri untuk tidak keluar rumah.
Terjebak di rumah, dan hampir tidak bisa melakukan aktivitas-aktivitas di luar rumah tentu sangat membosankan.
Namun, pada saat mulai bosan di rumah, ada banyak sekali hal-hal asyik yang bisa dikerjakan, yang tentunya sangat bermanfaat dan bisa membunuh rasa bosan. Salah satunya adalah berkreasi dengan metode upcycle.
Nah, apa itu upcycle?
Mari cari tahu apa itu upcycle atau upcycling?
Apa itu Upcycle?
Istilah recycle tentu sudah tidak asing, tetapi bagaimana dengan Upcycle?
Beberapa dari kita seringkali menyamakan dan bahkan mencampuradukan antara recycle dengan upcycle, padahal keduanya berbeda. Recycle maupun upcycle memiliki arti dan alur kerja yang berbeda.
Dalam proses recycle, bahan dasar atau material yang akan digunakan harus mengalami perubahan bentuk terlebih dahulu. Misalnya, material kertas yang harus diolah menjadi bubur kertas, atau plastik yang harus dihancurkan atau dileburkan.
Sementara upcycle memiliki cara kerja yang lebih simpel, yakni dengan memfungsi ulang suatu material atau barang atau benda yang masih dapat digunakan.
Singkatnya, recycle berarti mendaur ulang suatu barang yang sudah tidak lagi digunakan, sedangkan upcycle adalah memberikan fungsi baru pada suatu benda atau barang yang tidak lagi digunakan.
Dan karena jauh lebih simpel dan juga mudah inilah, upcycle menjadi salah satu cara yang tepat dan cermat mengisi waktu luang di saat ‘lockdown‘ di rumah. Menghadapi pandemi secara kreatif.
Dengan upcycling kita bisa menghasilkan barang-barang baru yang unik dan memiliki nilai guna yang juga baru. Ini bisa berupa apapun, dan untuk kebutuhan apapun. Dari sekadar sebuah ‘dekorasi’, hingga sesuatu yang memiliki manfaat ‘riil’. Dari lilin aromaterapi, hingga pupuk organik buat tanaman.
Sekadar informasi, upcycle bahkan menjadi salah satu cara terbaik mengurangi limbah/waste!
Upcycling
Ada banyak sekali cara mengubah barang-barang lama dan bekas menjadi sesuatu yang baru, dengan upcycle tentunya. Dari sesuatu yang sedikit rumit, hingga yang gampang dan cukup simpel.
Saya akan membagikan tiga saja yang menurut saya paling simpel dan cukup mudah untuk dilakukan. Lagipula, anggap saja ini sebagai latihan dan mengenal lebih dekat dengan praktik, seperti apa asyiknya meng-upcycle barang-barang lama dan atau bekas.
Berikut di antaranya:
- Ampas kopi menjadi lilin aroma terapi
Siapa yang tidak minum kopi saat sekarang? Dan hampir dapat dipastikan, di setiap rumah pasti memiliki waste ampas kopi. Kabar baiknya, ampas kopi bisa sangat bermanfaat, ini bisa diubah dan dijadikan lilin aromaterapi.
Aroma kopi bisa membawa ketenangan bagi yang menghirupnya.
Jadi, di saat penat atau stres di rumah, cobalah nyalakan lilin aromaterapi dari ampas kopi ini.
Jangan khawatir! Untuk membuatnya juga cukup mudah. Hanya membutuhkan paraffin dan ampas kopi.
Ini cara membuatnya:
- Pertama, siapkan parafin dan lelehkan (jumlah disesuaikan dengan besar wadah dan jumlah ampas kopi).
- Kemudian, jika parafin sudah menjadi mencair, campurkan ampas kopi ke dalamnya.
- Campuran ampas kopi dan parafin yang telah larut lalu dituangkan ke dalam cetakan lilin (cetakan bisa menggunakan botol kaca yang sudah tidak terpakai).
- Setelah setengah kering, tambahkan sumbu, lalu tunggu hingga mendingin dan mengeras. Lilin aromaterapi ampas kopi siap digunakan.
- Kulit Pisang menjadi Pupuk Organik Cair
Selama masa pandemi dan ‘lockdown‘, tidak sedikit yang mengisi waktu luang dengan bercocok tanam. Ada yang menggunakan sistem bercocok tanam pada pot biasa, atau ada juga yang melakukannya dengan sistem hidroponik.
Nah, apapun sistem yang digunakan, bercocok tanam pasti membutuhkan pupuk agar tanaman menjadi lebih subur. Dan cara mudah serta murah membuat pupuk, -pupuk alami, organik-, adalah pupuk cair berbahan dasar kulit pisang.
Pupuk organik kulit pisang memiliki beberapa manfaat. Ini memiliki kandungan potassium yang tinggi sehingga membantu dalam membentuk ‘bunga’ dengan ukuran yang besar. Selain itu, kabarnya pupuk organik ini juga mampu memperkuat akar tumbuhan.
Cara pembuatannya sangat simpel:
- Sediakan 2-3 kulit pisang.
- Kulit pisang kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik 1 liter.
- Isi botol dengan air, lebih kurang 850ml.
- Diamkan selama 3 hari, dan cairan (pupuk) pun siap digunakan.
- Tutup Botol menjadi Coaster
Plastik menjadi salah satu bahan yang paling sering kita jumpai dan kita gunakan. Bagaimana tidak? Material plastik banyak digunakan untuk berbagai macam peralatan yang kita gunakan sehari-hari, seperti alat-alat rumah tangga, elektronik, sebagai alat pembungkus makanan, dan masih banyak lagi.
Nah, karena plastik merupakan salah satu waste yang membutuhkan waktu sangat lama dalam proses penguraiannya, kita sebagai pengguna, tentu haruslah sangat bijak dalam mengelolanya kembali.
Dengan metode upcycle, salah satu sampah plastik yang bisa kita ubah menjadi sesuatu yang kreatif dan kembali memiliki nilai guna, adalah tutup botol.
Tutup botol plastik dengan warna yang beraneka ragam, dicampur dengan resin, bisa disulap menjadi sebuah coaster yang cantik.
Begini cara pembuatannya:
- Siapkan 4 sampai 5 tutup botol plastik (pemilihan warna sesuai dengan yang diinginkan).
- Siapkan wadah seperti panci kecil, kemudian lelehkan tutup botol plastik tersebut.
- Siapkan cetakan berbentuk apapun, kemudian campurkan tutup botol plastik yang sudah meleleh dengan resin.
- Kreasikan cairan tutup botol (jika ingin resin yang berwarna maka bisa dicampur dengan pewarna resin).
- Diamkan selama 1 hari, dan coaster yang telah membeku dapat dikeluarkan dari cetakan dan bisa langsung digunakan.
“Limbah sangat banyak, tetapi pengelolanya masih sangat sedikit!” Kata-kata yang seringkali kita dengar.
Saat mengingat bahwa bumi ini masih akan dihuni oleh anak cucu kita, sudah seharusnya kita meningkatkan kesadaran untuk lebih berhati-hati dan bertanggungjawab dalam menjaga lingkungan.
Saya yakin banyak di antara kita ingin melakukan hal-hal besar bagaimana menjaga bumi dan lingkungan, tetapi seringkali tidak mengerti bagaimana caranya. Padahal, menjaga bumi tidak perlu dengan berpikir hal-hal besar. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti upcycling barang-barang atau benda-benda bekas yang bagi beberapa sudah dianggap sampah atau bahkan limbah.
Metode upcycle dan ataupun recycle mengajarkan kita bahwa sampah juga bisa diubah menjadi sesuatu yang baru, menjadi barang-barang baru dan unik dengan nilai guna yang juga baru. Apalagi di saat pandemi, ketika sebagian besar dari kita masih terjebak di rumah, mari berkreasi dengan cara-cara yang kreatif dan asyik.
Jika setiap masalah pastilah memiliki solusi, maka setiap limbah pun pasti memiliki cara untuk dikelola. Happy Upcycling!
CAROLINE INGGRID
Mahasiswa Desain Interior Universitas Kristen Petra Surabaya.
A dreamer.