Rumah mungil menjadi jawaban dari permasalahan permukiman padat yang terjadi saat sekarang.
Interiordesign.id – Saat ini, persoalan keterbatasan lahan sudah sangat mendesak, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Ketersediaan lahan untuk rumah tinggal sudah sangat terbatas.
Dari segi arsitektural sendiri, permasalahan ini tentu akan memengaruhi besaran ruang bagi manusia untuk bertempat tinggal.
Namun, dalam memahami arti tempat tinggal, manusia memiliki perspektif atau cara pandang yang berbeda-beda. Rumah, yang dianggap sebagai bangunan yang mewadahi tempat seseorang tinggal, saat ini memungkinkan untuk dirancang jauh lebih fleksibel. Yang artinya, bangunan rumah tidak perlu lagi berukuran besar dengan pembagian ruang-ruang khusus yang memerlukan besaran lahan yang luas.
Itulah sebab, terutama di perkotaan, muncul sebuah ‘gerakan’ yang disebut The Tiny Living. Ini adalah sebuah gerakan yang memelopori untuk tinggal di dalam sebuah rumah kecil.
The tiny living memastikan bahwa seseorang akan berdaptasi untuk bertempat tinggal di ruang yang sangat terbatas. Klaim mereka, dengan memaksimalkan ruang terbatas sebagai tempat tinggal, justru dapat meminimalkan penggunaan sumber daya, bahan baku, dan bahkan pengeluaran biaya.
Selain sebagai sebuah praktik ‘hidup minimalis’ yang konsisten, konsep hidup dan tinggal di dalam rumah kecil ini sebenarnya juga bisa dikatakan sebagai salah satu solusi paling praktis. Bagaimana tidak, gegara keterbatasan lahan dan mahalnya harga properti, gerakan rumah mungil bisa memberi banyak orang peluang untuk memiliki rumah dengan harga yang lebih terjangkau.
Pada akhirnya, cara mempersempit tempat tinggal ini menjadi semacam ekspresi dalam gaya arsitektur, yang mewujud sebuah rumah kecil atau mungil berukuran kurang dari 55m².
​Pengolahan Ruang di dalam Rumah Mungil
Di dalam rumah mungil, yang dibangun di lahan yang terbatas, fungsi tiap ruang tentu tidak dapat dipisahkan seperti pada hunian yang luas. Namun, hal ini bisa disiasati dengan pengelompokkan fungsi yang memiliki ‘hubungan erat’. Beberapa fungsi ruang yang memiliki keterkaitan bisa ditempatkan pada satu area saja, sehingga terjadi efisiensi ruang yang sangat baik.
Dengan menerapkan konsep open plan, yaitu pembagian ruang pada denah tanpa menggunakan dinding, akan menghasilkan konektivitas antar ruang yang kohesif. Hasilnya, penghuni bisa berinteraksi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan pada satu area terbuka.
Kita ambil contoh area dapur, ruang makan, dan juga ruang keluarga, yang biasa disebut living-dining-kitchen. Di dalam konsep open plan ini, segala aktivitas dan interaksi antar penghuni, dan bahkan tamu, ditempatkan pada satu area.
Tiap ruangan difungsikan menjadi area multifungsi, di mana beberapa fungsi ruang yang memiliki hubungan erat akan digabung dalam satu lantai untuk memudahkan pengguna dari segi konektivitas dan sekuennya.​
Sirkulasi Ruangan
Penerapan rancangan desain open plan adalah salah satu teori bentuk pencapaian sirkulasi langsung, di mana untuk mencapai ruangan lain pengguna tidak akan dihadapkan dengan pembatas maupun sekat, tetapi dapat diakses secara langsung. (Ching, 2007).
Menggunakan partisi non permanen, partisi dengan ukuran, bentuk, dan juga model yang fleksibel, serta mudah untuk dipindah-pindahkan, adalah salah satu cara bagaimana menjadikan interior rumah mungil bisa memiliki pembagian ruang yang cukup jelas.
Partisi berbentuk furniture misalnya, terutama yang dapat dilipat, membagi area berdasarkan kategori fungsi dan menjadikan suasana interior rumah mungil menjadi lebih luas. Atau pembagian area secara vertikal, dengan langit-langit yang cukup tinggi, menjadikan bangunan tampak luas dan tinggi.
Dengan penerapan ceiling yang tinggi dan sirkulasi open plan, ruangan kecil bisa mendapatkan penghawaan maupun pencahayaan maksimal. Ini sangat baik untuk kesehatan penghuni, serta tentu saja hemat energi.​
Warna Cat Interior Rumah Mungil
Pemilihan warna yang digunakan pada ruangan, seperti untuk bagian lantai, dinding, dan juga plafon, harus dipikirkan dengan baik agar rumah mungil bisa memiliki kesan luas.
Penggunaan warna-warna terbaik untuk rumah mungil adalah pilihan warna netral.
Warna-warna netral seperti putih, krem, dan atau putih gading (broken white), memudahkan untuk mengomposisikannya dengan warna pada furniture maupun elemen-elemen interior lainnya. Dengan komposisi yang tepat, ruangan tidak saja akan terlihat lebih menarik secara visual, tetapi juga tidak terasa sesak.​
Furniture untuk Rumah Mungil
Di dalam rumah mungil, tidak semua furniture, khususnya dengan sistem ready-made, dapat digunakan di dalam ruangan. Beberapa bagian atau bahkan keseluruhan furniture yang akan diterapkan haruslah dirancang secara custom sesuai dengan kebutuhan dan dimensi penggunanya.
Hal tersebut bisa disiasati dengan penerapan sistem plug-in atau built-in. Sistem plug atau built–in ini memungkinkan pengguna dapat secara leluasa mengeksplorasi bentuk, ukuran, dan material yang diinginkan untuk perabotan.
Selain itu, furniture dengan fungsi ganda adalah solusi paling praktikal untuk rumah mungil. Selain menghemat tempat, furniture multifungsi memermudah melakukan aktivitas di satu tempat.​
Kelebihan dan Kekurangan Rumah Mungil
Selain menghemat anggaran dan menghemat lahan, rumah mungil memiliki beberapa kelebihan lain, di antaranya:
- Tidak perlu khawatir soal pajak, karena ukuran rumah yang kecil.
- Waktu pembangunan lebih cepat.
- Tidak memerlukan material bangunan yang banyak.
- Mudah dalam perawatan, membantu untuk mengurangi beban pekerjaan.
- Menjadikan penghuninya akan terus terpancing untuk bisa berpikir lebih cerdas dan kreatif, misalnya saat membutuhkan ruang untuk menyimpan sesuatu.
- Melatih untuk berpikir dan bertindak lebih efisien. Di mana penghuni akan berusaha membuat setiap sudut rumah dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Lantai, dinding, tangga, bahkan langit-langit rumah, semua bisa dieksplorasi.
- Minim sekat, menjadikan penghuninya lebih mudah menjalin dan menjaga komunikasi dengan sesama penghuni lainnya.
Namun, selain keuntungan, rumah mungil juga memiliki beberapa kekurangan.
Batasan ruang yang hampir ditiadakan, zoning pada area tidak dapat dikategorikan dengan baik karena segala aktivitasnya menjadi transparan, adalah hal-hal yang perlu untuk dipertimbangkan.
Suasana ruang yang dihasilkan di dalam rumah mungil juga akan memerlihatkan segala aktivitas penghuninya karena semua sudut terbuka dengan ruang lainnya. Sangat sulit menentukan zoning area private dan atau semiprivate.
Beberapa bagian atau bahkan keseluruhan furniture yang akan digunakan juga harus menggunakan sistem custom furniture, sehingga membutuhkan ukuran yang mendetail. Ini perlu ketelitian.
Intinya, di balik segala kelebihan dan kekurangan rumah mungil, dan pada saat lahan untuk hunian semakin terbatas, tidak ada halangan untuk bisa memiliki hunian yang nyaman dan bisa menunjang segala aktivitas. Rumah mungil adalah jawaban dari persoalan keterbatasan lahan tersebut. Di samping itu, ini juga merupakan praktik dan konsistensi dari gaya hidup minimalis.
ANGELA NATHALIA
Mahasiswa Desain Interior Universitas Kristen Petra Surabaya.
A curious woman, in the big world.