Gaya desain interior yang sangat peduli terhadap lingkungan dan biasa dikenal dengan istilah green design atau eco design.
Interiordesign.id – Revolusi industri 4.0, atau generasi keempat saat sekarang, menyebabkan otomatisasi di hampir segala bidang, tidak terkecuali dalam design interior. Percepatan dan inovasi berbasis teknologi ini telah melahirkan beragam bentuk, pola, ukuran, dan gagasan-gagasan desain yang mungkin tidak pernah ada sebelumnya.
Seperti dalam hal pembuatan material misalnya, beragam furniture, selain telah mengintegrasikan banyak teknologi-teknologi terkini, ia juga semakin cepat pula dalam pengerjaan.
Selain itu, khusus interkoneksinya dengan konsep desain, belakangan ini muncul sebuah konsep interior yang memanfaatkan energi-energi “terbarukan”. Kebanyakan pengguna dari gagasan desain ini adalah orang-orang yang sangat peduli akan lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan itulah yang menjadi landasan hidup dan sangat memengaruhi keseharian hidup mereka.
Gaya interior yang sangat memedulikan lingkungan ini biasa dikenal dengan istilah green design atau eco design.
Green design atau eco design sebenarnya sedikit mirip dengan gaya natural yang lebih dulu dikenal. Hanya saja, yang membedakannya dengan gaya natural adalah soal penekanan pada pemanfaatan energi alami yang lebih besar dalam green design.
Konsep interior hijau memang sengaja dirancang dengan memanfaatkan sebesar-besarnya sumber energi alam. Ia mendapatkan energinya dari rancangan arsitekturalnya, mulai dari bukaan besar untuk pencahayaan alami yang maksimal, hingga material-material natural yang dominan seperti kayu, serta penggunaan tanaman indoor untuk menciptakan suasana ruang yang segar.
Green Design Interior
Green design interior sering diartikan sebagai bangunan dengan segala sesuatu yang berbau “hijau” atau semacamnya. Namun, ada pemahaman lainnya mengenai istilah ini sebenarnya, salah satunya datang dari seorang arsitek ternama Riri Novriansyah.
Menurut Riri, green building atau green design erat kaitannya dengan energi, terutama yang berdampak bagi lingkungan, sosial, masyarakat, serta ekonomi.
Riri Novriansyah memaparkan pemahaman mengenai green design dari tiga komponen; sosial, manusia, dan ekonomi. Ketiga hal tersebut dapat diambil irisannnya. Dan di sanalah substansi dari green design berada.
“Green design harus bisa menguntungkan, secara sosial menaikkan kualitas hidup manusia dan lingkungan tidak terbebani,” – Riri Novriansyah
Sementara menurut Yuli Andyono, Desainer Interior & Arsitek dari ANDYONO Design Guide & Idea, konsep green design saat ini memang masih terfokus pada penerapan green building dan mungkin tampak rumit karena melibatkan teknik dan proses membangun rumah ramah lingkungan.
Konsep green building juga merupakan bagian tidak terpisahkan dari kampanye “go green” yang mengarah pada sistem pembangunan rumah, dari mulai perancangan, pembangunan, bahkan hingga akhirnya bangunan tersebut dihuni, dan berlanjut seterusnya.
Dan jika ada coba kita simpulkan, komponen-komponen utama untuk mewujudkan ide besar green design adalah fokus utamanya pada proses pengolahan energi, air, material, dan juga kesehatan penggunanya.
Merancang Rumah dengan Konsep Green Design
Untuk menciptakan suasana ruang yang mampu memvisualisasikan gagasan green design ke dalam interior rumah, hal penting yang mesti diperhatikan adalah seberapa besar bangunan rumah juga memiliki konsep green building. Hal ini penting untuk kita perhatikan, karena jika tidak, kita bakalan terjebak hanya pada satu sisi, yaitu melihatnya hanya dari sisi green-nya dan mengartikannya sebagai ‘warna hijau’ saja.
Untuk menerapkannya, rancangan arsitektur rumah juga sebaiknya memiliki gagasan atau konsep desain green building, di mana semenjak masih berupa ide dan konsep, bangunan rumah memang sengaja dirancang dan ditujukan untuk mencapai ruangan yang ‘sehat’ sekaligus nyaman untuk dihuni.
Tetapi, tetap tidak dapat kita pungkiri, mendesain green building atau merancang bangunan dengan konsep green design memerlukan biaya yang tidak sedikit. Meski begitu, masih menurut Rir Novriansyah, operational cost rumah dengan konsep eco ini sangatlah murah. Biaya operasional rumah green design jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan rumah-rumah atau bangunan yang tidak memakai konsep eco design.
Pengaplikasian gagasan green design dalam sebuah bangunan, sebenarnya tidaklah sulit. Anda bisa mencobanya dengan melakukan beberapa hal seperti:
- Menghemat listrik,
- Mengadakan banyak bukaan sehingga cahaya matahari dapat masuk dan udara mengalir. Dengan begitu, pemakaian lampu serta pendingin udara bisa dikurangi saat siang hari.
- Untuk air, hematlah dalam penggunaannya. Pemakaian air limbah rumah tangga yang tidak langsung dibuang, tapi coba untuk dimanfaatkan kembali.
- Untuk kesehatan penghuni, gunakanlah material-material yang aman dan tidak beracun, serta,
- Usahakan untuk memperbanyak area hijau sebisa mungkin.
Adapun pemaparan yang lebih mendalam mengenai pengaplikasian konsep green design, mengutip femina, adalah sebagai berikut:
1. MEMPERBANYAK BUKAAN
Green design bisa diterapkan dengan memperbanyak bukaan pada dinding, innercourt, ceiling seperti skylight, atau yang lainnya. Hal-hal tersebut bisa meminimalisir penggunaan lampu terutama di saat siang hari, serta bisa menghasilkan sirkulasi udara yang lancar ke dalam ruangan.
2. PEMAKAIAN FURNITURE YANG TIDAK TERLALU BANYAK
Pemakaian furniture yang berlebih di dalam ruangan bisa menyebabkan dan melahirkan kesan bertumpuk dan sesak di dalam ruangan. Tidak peduli perbaot tersebut berjenis furniture lepas ataupu built-in. Kuncinya, sejak dalam proses perancangannya, akan lebih baik jika pemilihan furniture dikurasi berdasar fungsinya.
3. AKSEN TANAMAN DI DALAM RUANGAN
Inilah penerapan green interior secara harfiah.
Hijaunya tanaman mampu menyegarkan pandangan mata dan suasana ruang. Tanaman hidup sering sekali digunakan dalam penerapan gaya interior ini. Dan perlu diingat, penerapan tanaman imitasi atau artifisial, tidak akan mengubah energi apapun di sekitarnya.
4. VERTICAL GARDEN
Ciptakan taman vertikal di dalam rumah.
Manfaatkan satu dinding rumah yang kosong untuk dipasangi pot-pot tanaman secara vertikal, adalah gagasan yang banyak desainer interior anjurkan.
Vertikal garden menjadi aksen yang sangat dominan dan banyak diterapkan belakangan ini, baik untuk gaya interior natural, green design, dan bahkan yang lainnya.
5. MATERIAL DAUR ULANG
Material daur ulang juga bisa menambah kesan green design terhadap ruangan.
Sudah bukan rahasia lagi jika konsep daur ulang dan memanfaatkan barang-barang bekas tidak terpakai lalu mengubahnya menjadi barang baru yang memiliki nilai dan fungsi guna yang baru, adalah aktivitas dan tindakan praktis dari kepedulian terhadap lingkungan. Oleh sebab itu, konsep interior rumah dengan penggunaan material-material daur ulang, adalah esensi dari gagasan green design atau eco design.
Nah, itulah beberapa aspek-aspek penting dalam gagasan green design atau eco design.
Banyak sekali keuntungan dan hal positif bisa didapat dengan menerapkan gagasan design ini. Terutama, sebagai solusi praktis dan nyata bagi Anda yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan selalu berpikir tentang yang “sustain” atau berkelanjutan.
Sudahkan rumah Anda dirancang dengan pendekatan konsep green atau eco design?