Desain interior bisa menciptakan karakter ruang yang berbeda-beda, ini biasa disebut dengan kesan-kesan atau citra visual yang muncul dan dihasilkan darinya.
Interiordesign.id – Di antara banyaknya kesan, atau sebut saja citra visual, yang terdapat dalam ruang-ruang interior, ada beberapa yang dapat dengan mudah diterapkan. Kesan-kesan atau citra visual ini sangatlah berguna, bukan saja karena sebagian besar orang menganggapnya penting, tetapi juga karena kesan yang muncul pada sebuah ruang, menjadi nilai tambah kenyamanan bagi setiap penggunanya.
Berikut adalah deretan kesan-kesan yang muncul dalam ruang interior berdasar pada pilihan gaya desain ataupun pertimbangan arsitektur bangunan, serta tentu saja, pengalaman para desainer saat mengkreasinya.
Penting untuk diingat, kesan-kesan ini erat kaitannya dengan suasana interior serta psikologi penghuninya.
Suasana Ruang dengan Kesan Megah atau Monumental
Ruangan dengan kesan megah atau monumental, biasanya diterapkan dalam bangunan-bangunan yang memiliki sifat sakral, atau kudus, atau keramat.
Kesan megah dan monumental adalah soal persepsi manusia, terutama dalam hal yang serius, suci, bersih, dan hal-hal “akbar” lainnya.
Kesan ini biasanya muncul pada bangunan tempat ibadah, gedung-gedung petinggi Negara, ruangan khusus tertentu, ataupun bisa muncul pada ruangan-ruangan khusus lainnya.
Ruang dengan kesan megah bisa diterapkan dengan penggunaan material dan warna-warna yang khas dengan karakteristik yang lebih menekankan unsur pengulangan pada elemen interiornya.
Dan, perlu Anda perhatikan, terdapat hal yang paling mencolok dalam ruangan berkesan megah monumental ini, yaitu ukuran ruang yang luas dengan elevasi yang tinggi.
Suasana Ruang dengan Kesan Akrab atau Intim
Citra visual ruang dengan kesan akrab atau intim ini, biasanya banyak diterapkan pada interior rumah tinggal, atau pada ruang-ruang dengan sekala kecil. Suasana seperti ini memang banyak dikreasi untuk bangunan residensial atau hunian tinggal.
Untuk mendapatkan kesan ruangan yang akrab dan intim, bisa diciptakan dengan penempatan posisi atau layouting ruang yang dekat dan tidak berjauhan.
Layout funiture yang saling berhadapan, menjadi salah satu cara untuk mendapatkan kesan akrab dan intim dalam ruangan.
Aksen warna juga berpengaruh besar pada kesan atau suasana ruang yang akrab dan intim. Penggunaan material yang memiliki keseimbangan warna yang cool dan warm, juga bisa menambah kesan tersebut. Tetapi, ini hanya bisa dicapai jika warna warm digunakan secara dominan.
Kesan akrab dan intim ini juga bisa muncul jika ditunjang pengunaan furniture yang tidak memiliki unsur sudut berlebih. Karena, suasana akrab dan intim ini berhubungan erat dengan unsur kenyamanan yang tercipta dari penggunaan model furniture tersebut.
Suasana Ruang yang Memiliki Kesan Introvert
Untuk kebanyakan orang introvert, ruang yang terlalu mencolok bisa menjadi hal yang negatif dan berseberangan dengan sifat yang dimilikinya.
Istilah introvert, extrovert, dan ambivert, pertama kali dipopulerkan oleh seorang psikolog terkenal dari Swiss, bernama Carl Gustav Jung (C.G Jung). Istilah ini tidak hanya terdapat pada sifat manusia terhadap lingkungan sosialnya, tetapi juga bisa digunakan manusia terhadap ruang.
Seorang introvert sangat senang untuk melakukan aktivitas yang bersifat soliter (dapat dilakukan sendirian tanpa bantuan orang lain). Kegiatan tersebut seperti menulis, membaca, mengoperasikan komputer, menonton film, memancing, dan lain sebagainya.
Banyak dari seniman, komposer lagu, penulis novel, atau penemu biasanya memiliki kepribadian introvert. Mereka lebih menyukai menikmati waktu yang dihabiskan sendirian, karena menurut mereka, sendirian adalah hal yang menyenangkan.
Untuk kebanyakan orang introvert, ruang yang terlalu mencolok bisa menjadi hal yang negatif dan berseberangan dengan sifat yang dimilikinya. Namun, ada pula sebagian introvert yang merasa ruang terlalu kosong dapat memancing reaksi keras, memicu perasaan ditinggalkan, dan isolasi.
Oleh sebab itu, memiliki furniture dan gaya dekorasi yang mengingatkan pada rasa nyaman dan terawat adalah kunci. Dan faktanya, kamar yang banyak terdapat sudut keras atau tajam, telah terbukti berhubungan dengan emosi negatif.
Para introvert jauh lebih mungkin untuk berkembang dalam ruang dengan suasana yang lembut dengan banyak permukaan bulat. Permukaan bersih dan ruang yang tidak penuh merupakan strategi utamanya.
Kekacauan dapat meningkatkan kadar hormon stres, kortisol, dan membuat pikiran bekerja lebih keras dari biasanya. Pribadi introvert akan merasa nyaman di ruang dengan furniture yang berkerumun di sudut daripada ditempatkan di sekelilingnya, karena menurutnya akan mirip seperti kerumunan sosial yang besar.
Untuk mengkreasi suasana atau citra visual ruang yang identik dengan kepribadian introvert, adalah penempatan yang baik dari elemen-elemen interior yang digunakan bersifat fungsional, sehingga lebih membantu pengguna dalam pemakaiannya.
Penempatan furniture yang tidak disimpan disekeliling juga membantu dalam meningkatkan kesan ini. Penerapan elemen interior yang tidak mencolok, pengunaan furniture yang nyaman, dan penerapan benda yang memiliki sudut pun bisa lebih menekankan kesan introvert pada ruangan.
Suasana Ruang yang Memiliki Kesan Extrovert
Desain ruang yang nyaman adalah desain yang dipilih berdasarkan kepribadian atau intuisi penghuninya. – Diana Hadchity Chedrawy, Leovan Design.
Sementara introvert memiliki kepribadian terbuka, extrovert adalah kebalikannya. Ini adalah karakter seseorang yang memiliki kepribadian tertutup.
Seorang introvert dengan seorang extrovert tentu memiliki selera yang berbeda. Tidak terkecuali terhadap konsep atau gagasan ruang interiornya.
Sesuai dengan kekhasan pribadi seorang extrovert, terutama dalam hal aspek sosialnya, mereka lebih memilih penempatan posisi ruang yang cenderung berkerumun ditengah dengan penerapan gaya desain yang berani dan ditunjang warna-warna terang.
Open space adalah nuansa ruang yang sering diaplikasikan pemakaiannya oleh orang extrovert. Ini terjadi karena tidak terlalu banyak sekat yang terkandung di dalamnya. Denah terbuka ini juga bisa memberikan keleluasaan bagi mereka saat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Penggunaan sofa bed lebih memiliki nilai yang lebih bagi orang-orang extrovert, karena hal ini mereka anggap bisa menambah kenyamanan bagi dirinya dan orang lain saat berinteraksi.
Ruang dengan Kesan Hierarki atau Berjenjang
Semakin tinggi tingkatan ruang tersebut, semakin terbatas juga akses bagi orang lain yang ingin memasuki ruang tersebut.
Dalam penempatan ruang pada bangunan, ada sebuah prinsip penataan yang menata hubungan antar ruang yang disebut hierarki ruang.
Hierarki sendiri berarti tingkatan. Dan dengan demikian, sebuah ruang memiliki tingkatan-tingkatannya masing-masing. Sehingga, tingkatan tersebut lah yang mengatur keprivasian antar ruang di dalamnya. Semakin tinggi tingkatan ruang tersebut, semakin terbatas juga akses bagi orang lain yang ingin memasuki ruang tersebut.
Namun, pada kenyataaanya, hierarki ini banyak ditempatkan pada bangunan yang difungsikan sebagaimana sistem hierarki itu sendiri diterapkan, seperti kantor atau perusahaan.
Semakin tinggi tingkatan ruang tersebut, semakin terbatas juga akses bagi orang lain yang ingin memasuki ruang tersebut.
Pada ruang interior, hierarki ini bisa dibedakan dengan berbagai macam hal, salah satunya yaitu penempatan ruang khusus bagi ruang-ruang yang memiliki hierarki lebih tinggi.
Juga dari segi elemen interior, biasanya yang banyak digunakan, baik dalam hal material, warna, lantai, plafon, dan juga furniture, adalah yang memiliki nilai lebih baik dalam hal biaya maupun kualitas jika dibandingkan dengan ruangan lainnya yang berada pada bangunan yang sama.
Hal itu biasanya diterapkan guna lebih mengapresiasi tingkatan yang ada pada sebuah ruang lingkup di dalamnya, juga sebagai tingkat privasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ruangan lainnya.
Ruang yang Berkesan Orientatif
Pengertian orientasi menurut KBBI : 1) peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar;
2) pandangan yang mendasari pikiran, perhatian, atau kecenderungan;
Pengaplikasian kesan ruang yang orientatif tak lain diterapksan sesuai fungsi dari ruang itu sendiri.
Orientatif pada ruang setidaknya bisa mendeskripsikan atau memberikan sedikit gambaran terhadap penggunaan elemen-elemen interior yang terpampang di dalamnya.
Dalam penggunaannya, kesan orientatrif pada ruangan ini biasanya diaplikasikan sebagai point of interest/center point pada sebuah bangunan. Ini menandakan, bahwa bangunan tersebut memiliki karakteristik yang hanya dipunyai olehnya saja. Selain itu, penggunaannya pun menjadikannya faktor pembeda dari ruangan-raungan lainnya.
Dalam penerapannya, kesan orientatif ini bisa didapatkan dengan cara pemakaian serta penggunaan elemen interior yang berbeda dengan ruangan lainnya. Ini bisa dilakukan dengan menambahkan aksen-aksen tertentu pada elemen di dalamnya yang dapat memunculkan kesan “beda” dan terpusat sebagai arah pandang visualisasi yang mencolok.
Nah, itulah beberap kesan-kesan atau citra visual ruang dalam desain interior. Cukup mudah sebenarnya untuk mencapai dan mendapatkannya bukan. Tidak ada yang sulit. Yang paling penting yang harus Anda ingat adalah, selalu sesuaikan dengan kebutuhan dan juga selera, serta karakter dan kepribadian Anda, agar kesan unik dan beda bisa tercipta.
Ruang dengan kesan dan citra visual seperti apa yang Anda inginkan?