Semakin realistis kualitas render, hasil desain pun akan semakin terlihat nyata.
Interiordesign.id – Berbicara soal render, terutama dalam dunia desain interior, adalah hal yang sangat penting dan krusial. Render biasa digunakan untuk menyampaikan informasi serta memberikan gambaran kepada end-user atau klien visualisasi ruang dalam format 3 dimensi.
Render berfungsi menampilkan visualisasi yang jelas agar suasana ruang dapat benar-benar terasa, atau dapat dibayangkan. Semakin realistis kualitas render, atmosfer atau suasana interior pun akan semakin terlihat nyata.
Oleh sebab itu, sebagai seorang desainer interior yang baik, salah satu proses penting dalam menyampaikan pesan dan terutama gambaran suasana ruang kepada klien, terletak pada proses rendering ini.
Apa Itu Render?
Mari kita pahami dan cari tahu sekilas apa yang dimaksud dengan render?
Menurut wikipedia, render adalah proses membangun gambar 2d melalui model 3d (berkas adegan) melalui sebuah program komputer. Berkas adegan ini terdiri dari objek dalam sebuah data struktur (geometri, sudut pandang, tekstur, pencahayaan, dan informasi bayangan) sebagai sebuah deskripsi dari adegan virtual.
Sementara mengutip otodidakblend, render atau rendering adalah proses membangun sebuah gambar dari sebuah model melalui komputer atau laptop. Sebuah file adegan yang terdiri dari objek-objek dalam bentuk bahasa dan data struktur, bisa berupa geometri, tekstur, sudut pandang, pencahayaan dan informasi bayangan sebagai sebuah deskripsi dari adegan virtual. Data-data yang sudah terisi di dalam berkas adegan, kemudian melewati proses program rendering untuk kemudian diproses dan dijadikan hasil keluaran (output) untuk sebuah gambar digital.
Intinya, render atau rendering adalah proses penggabungan sebuah objek menjadi 1 file berupa gambar ataupun video.
Tips Menjadikan Hasil Render Terlihat Makin Riil
Mengingat sangat pentingnya proses render, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar kualitas render semakin terlihat riil. Berikut di antaranya:
- Perhatikan Posisi Sumber Cahaya (Matahari, Lampu)
Posisi sumber cahaya penting untuk diperhatikan karena bisa memengaruhi kesan dari ‘style‘ render, apalagi jika pada bagian luar menggunakan secondary skin.
Perhatikan perbedaan kedua hasil render berikut!
- Gunakan File Material yang Memiliki Resolusi Besar
File material dengan resolusi besar sangat membantu karena pada saat diperbesar gambar tidak akan terlihat ‘pecah’ dan tetap memertahankan resolusi tinggi.
Namun, Jika tidak memiliki file material yang memiliki resolusi tinggi, gunakan material yang terdapat pada software render. Ini sudah pasti baik, meski jenis dan motifnya sangat terbatas.
- Jangan Terlalu Perfeksionis untuk Menjadi “Perfek”
Untuk mencapai hal yang terlihat ‘realistis’, perhatikan dan amati detail benda yang sebenarnya di dunia nyata.
Di dunia nyata tidak ada benda yang benar benar mulus 100%, pastilah ada bekas sidik jari, goresan, dan bahkan sedikit ‘cacat.’
Memertahankan tingkat kemiripan semaksimal mungkin penampilan elemen render dengan benda-benda aslinya, dapat membantu mencapai kualitas terbaik hasil rendering.
Gunakan juga pilihan material dengan cara menumpuk (overlay atau blend) dengan yang sudah digunakan. Serta gunakan ekstensi file “PNG”. Png memiliki kualitas jauh lebih baik daripada ekstensi jpg.
- Gunakan Skala yang Tepat
Untuk mencapai ‘realistis’ kita harus juga memerhatikan seberapa besar objek yang kita letakan di dalam layout/frame/window. Ini haruslah proporsional dengan ruang dan terutama ukuran material.
Skala akan memengaruhi hasil akhir render. Itulah sebab ada baiknya kita memastikan skala sebelum melakukan proses render.
Tahapan ini mungkin menambah waktu. Namun jangan khawatir, hasilnya akan sepadan. Karena proses render yang baik adalah dengan tidak terburu-buru. Dan ini tentu membutuhkan waktu.
- Atur Serat Material Semirip Mungkin dengan Benda Riil
Serat pada material memengaruhi visual render.
Di dunia nyata (contoh: sebuah kursi), jika kita salah memerkirakan arah serat, maka ini adalah hal yang sangat fatal.
Serat pada material memberikan ilusi terhadap suatu benda. Ini memengaruhi tinggi, dan juga memengaruhi lebar dari suatu objek atau benda tersebut.
Perhatikan gambar di bawah.
Seperti terlihat, serat di bagian kiri pada gambar kursi sudah didesain sedemikian rupa mengikuti tampilan aslinya di dunia nyata. Bagian serat mengikuti komponen panjang.
Sedangkan pada bagian kanan, ia tidaklah seperti itu. Pengaturan serat tidak mengikuti penampilan aslinya. Menjadi terlihat kurang realistis bukan? Dan percaya atau tidak, ini akan memengaruhi visual render.
Sekadar informasi saja, berdasar pengalaman, banyak sekali teman-teman desainer interior yang tidak terlalu memerhatikan detail pengaturan serat material ini. Meski sebenarnya hal ini wajar, bahkan menjadi sangat wajar, mengingat ‘view‘ render mengambil skala ukuran ruangan (view per-ruang, wide), dan lebih menonjolkan kesan ruang/suasana ruangan saja tanpa fokus secara spesifik ke bentuk dan penampilan perabot/furniture.
Itulah 5 tips bagaimana menjadikan kualitas render semakin mendekati penampilan aslinya.
Bagaimana? Apakah masih ada tips atau mungkin trik lain bagaimana cara meningkatkan kualitas render menjadi terlihat makin riil?
Masih banyak sebenarnya hal-hal yang juga cukup penting dan mesti menjadi perhatian untuk meningkatkan kualitas render, seperti penambahan aksesori, view angle camera, setting camera-setting hdri (background), dan juga setting exposure.
Satu hal lagi, jangan lupakan post produksi untuk memercantik hasil render dengan melakukan proses retouching menggunakan photoshop atau aplikasi serupa.
Hasil akhirnya, dijamin kualitas render akan mendekati penampilan aslinya di dunia nyata.
Sedikit simpulannya, untuk mencapai hasil atau kualitas render yang realistis, kita harus benar-benar memerhatikan dunia nyata. Ya, dunia nyata.
Terapkan bagaimana kondisi, situasi, serta visual dunia nyata ke dalam elemen render yang akan dibuat. Ini sangat berguna untuk menjadikan hasil render terasa lebih ‘hidup’ meski hanya sebuah gambar grafik komputer.
Dan sekali lagi, sebagai seorang desanier interior yang baik, perhatikan dan lihatlah dengan saksama berbagai elemen pengisi ruang secara lebih detail. Sebab, detail tersebutlah yang akan memberikan kecantikan pada hasil desain.
‘The devil is in the detail,’ bukankah seperti itu? Tidak terkecuali dalam proses render. ***
Daniel Kevin Susanto
Mahasiswa Desain Interior Universitas Kristen Petra Surabaya. Meminati desain produk, memiliki jiwa ‘styling’. Sangat menyukai render visual, baik manual maupun grafis komputer.